Selasa, 31 Juli 2018

MENIKMATI DEMOKRASI "Strategi Dakwah Meraih Kemenangan"

1. MARI KITA BERHENTI SEJENAK (bag. 1)

       MARI KITA berhenti sejenak disini! Kita sudah relatif jauh berjalan bersama dalam kereta dakwah. Banyak sudah yang kita lihat dan yang kita raih. Tapi, banyak juga yang masih kita keluhkan: rintangan yang menghambat laju kereta, goncangan yang melelahkan fisik dan jiwa, suara-suara gaduh yang memekakan telinga dari mereka yang mengobroltanpa ilmu di gerbong kereta ini, dan tikungan-tikungan tajam yang menegangkan. Sementara banyak pemandangan indah yang terlewatkan dan tidak sempat kita potret, juga banyak kursi kosong dalam kereta ini yang semestinya bisa ditempati oleh penumpang-penumpang baru tapi tidak sempat kita muat. Dan masih banyak lagi!


        Jadi, mari kita berhenti sejenak di sini! kita memerlukan saat-saat itu; saat dimana kita melepas kepenatan yang mengurangi ketajaman hati, saat dimana kita membebaskan diri dari rutinitas yang mengurangi kepekaan spiritual, saat dimana kia melepaskan sejenak beban dakwah selama ini kita pikul yang mungkin menguras stamina kita. kita memerlukan saat-saat seperti itu karena kita perlu membuka kembali peta perjalanan dakwah kita; melihat-lihat jauhnya jarak yang telah kita tempuh dan sisa perjalanan yang masih harus kita lalui; menengok kembali hasil-hasil yang telah kita raih; meneliti rintangan yang mungkin menghambat laju pertumbuhan dakwah kita; memandang ke alam sekitar karena banyak aspek dari lingkungan strategis kita telah berubah.

        Sesungguhnya, bukan hanya kita, para dai, yang perlu berhenti. Para pelaku biisnis pun punya kebiasaan itu. Orang-orang yang mengurus dunia itu memerlukan nya untuk menata ulang bisnis mereka. Mereka menyebut penghentian. Tapi, sahabat-sahabat Rasulullah saw.--generasi pertama yang telah mengukirkemenangan-kemenangan dakwah--menyebutnya majlis iman. Maka, ibnu Mas'ud berkata, "Duduklah bersama kami, biar kita beriman sejenak".

      Majelis Iman kita butuhkan untuk dua keperluan. Pertama, memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategis dengan kondidi internal dakwah serta laju pertumbuhannya. Yang ingin kita capai dari upaya ini adalah memperbaharui dan mempertajam orientasi kita; melakukan penyelarasan dan penyeimbangan berkesinambungan antara kapasitas internal dakwah, dan target-target yang dapat kita raih.

        Kedua, untuk mengisi ulang hati kita dengan energi yang baru sekaligus membersihkan debu-debu yang melekat padanya selama menapaki jalan dakwah. yang ingin kita raih adalah memperbaharui komitmen dan janji setia kita kepada Allah swt, bahwa kita akan tetap teguh memegang janji itu; bahwa kita akan tetap setia memikul bban amanat dakwah ini; bahwa kita akan tetap tegar menghadapi semua tantangan; bahwa yang kita harap dari semua ini hanyalah ridhaNya. Hari-hari panjang yang kita lalui bersama dakwah ini menguras seluruh energi jiwa yang kita miliki, maka Majlis iman adalah tempat kita berhenti sejenak untuk mengisi hati dengan energi yang tercipta dari kesadaran baru, semngat baru, tekad baru, harapan baru dan keberanian baru.

        Karena itu, majlis iman  harus menjadi tradisi yang semakin kita butuhkan ketika perjalanan dakwah sudah semakin jauh. Pertama, karena tahap demi tahap marhalah yang kita tetapkan dalam grand strategy dakwah perlahan-lahan kita lalui. Mualai dari perekrutan dan pengkaderan qiyadah dan junud dakwah yang kita siapkan untuk memimpin umat meraih kejayaan kembali kemudian melakukan mobilisasi sosial untuk menyiapkan dan mengkondisiakan umat untuk bangkit, sampai akhirnya kita membentuk partai sebagai wadah untuk merepresentasikan dakwah di tingkat institusi.
  

Tidak ada komentar: