Ilustrasi (doc) |
Logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) terdapat di bagian tengah
kemasan bakso merek Planetaria 56 dinyatakan positif mengandung daging
babi. Hanya saja, lingkaran pada logo MUI yang biasanya berwarna hijau,
dalam kemasan tersebut berwarna biru.
Seorang pedagang sayur di
Pasar Tomang Barat, Acung, 40, menegaskan tidak tahu menahu jika bakso
dagangannya mengandung daging babi. “Ada tulisan MUI dan halalnya, itu
patokan saya. Tidak tahu kalau ada kandungan daging babinya,” kata dia
di Jakarta, Jumat (14/12).
Acung melanjutkan,
bakso merek Planetaria 56 baru sekitar tiga bulan. Ia pun hanya
mengambil 3-4 kantong dari sales yang mengantarkan. Karena, bakso merk
Planetaria 56 kurang laku dibanding merk Kebon Jeruk dan Monalisa. Harga
satu kantong bakso merk Planetaria 56 berkisar Rp57-58 ribu isi 50
butir, untuk satuan dihargai Rp1.300. “Pembelinya kalangan tertentu
saja, mahal. Bakso Kebon Jeruk isi 50 Rp35 ribu atau Rp800 per butir.
Kalau Monalisa isi 100 harga Rp85 ribu atau Rp900 per butir,” tegasnya.
Acung
pun mengaku kecewa, karena logo halal yang menjadi patokannya ternyata
tidak sesuai. Ia pun tidak akan menjual bakso merek itu lagi. Acung juga
menduga, sales yang biasa mengantar bakso pun akan segera menghilang.
“Kami jadi resah, nanti jadi tidak laku bakso satuan yang dijual oleh
pedagang. Kemarin itu ditawari oleh sales ada bakso merek ini, ya sudah
saya coba ambil dan jual. Kalau tahu mengandung daging babi ya tidak
dijual,” tuturnya.
Tiga kemasan bakso merek Planetaria 56 pun
segera disita oleh Pihak Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat.
Acung pun segera naik ke kantor pengawas Pasar Tomang Barat.
(*/OL-04/MICOM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar