Selasa, 15 September 2020

“BIARKAN AIRNYA MENETES”

 “BIARKAN AIRNYA MENETES” KARYA M. LILI NUR AULIA

Dikutib dari Majalah Tarbawi (edisi 223 Th.11)

 

Islam banyak sekali meninggalkan pesan yang berisi membangun semangat dan optimis dalam jiwa. Sebaliknya, Islam juga banyak sekali menuangkan pesan yang menutup pintu pesimis dan putus asa bagi umatnya. Ayat-ayat yang menerangkan kebersamaan Allah SWT pada orang yang bersabar, ayat yang melarang sikap sedih, ayat yang menggambarkan Allah SWT Maha Pemaaf, Maha Luas Ampunan-Nya, dan lain sebagainya, benar-benar menyimpulkan bahwa kita, dilarang bersedih dan tidak boleh putus asa, dalam kondisi apapun.

Saudaraku,

Ada satu hal yang terlihat sangat sederhana dalam proses kita menjalani ibadah, ternyata membawa pesan-pesan penting untuk tidak putus asa, pantang bersedih, terus semangat dan optimis  menyongsong kebaikan. Salah satu pesan penting itu ada dalam tetes-tetes air wudhu kita.

Coba perhatikan lebih detail lagi, satu persatu, aktifitas wudhu yang sering kita lakukan itu. Dari Abdullah Ash-Shanaji ra, Rasulullah SAW bersabda : “Apabila seorang hamba berwudhu, lalu berkumur, maka keluarkanlah (dihapuskan) kesalahan-kesalahan itu dari mulutnya. Apabila ia memasukan air ke rongga hidung, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari hidungnya. Apa bila ia membasuh wajahnya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat dengan wajahnya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah keluar dari bawah tempat tumbuhnya rambut dari kedua matanya. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan itu dari kedua tangannya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dari bawah (celah) kukunys. Apabila ia mengusap kepalanya, maka kelularlah kesalahan-kesalahan itu dari kepalanya, sehingga kesalahan-kesalahan itu keluar dari kedua telingannya. Apabila membasuh kedua kakinya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan tersebut dari kedua kakinya, sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi keluar dari bawah kuku-kuku kedua kakinya. Kemudian perjalannya ke masjid dan shalatnya merupakan nilai ibadah tersendiri baginya” (HR. Imam Malik, An-Nasaai, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Saudaraku,

Maka, ketika siraman air wudhu itu menitik dan menetes dari wajah, tangan dan bagian-bagian tubuh kita, bayangkanlah bila itu adalah jatuhnya satu persatu dosa-dosa yang telah kita lakukan. Ketika siraman air wudhu itu terbasuh di telapak tangan, lalu mulut, lalu hidung, lalu muka, lengan, rambut hingga telinga dan telapak kaki kita, bayangkanlah air yang menetes dari bagian tubuh kita itu adalah pertanda seluruh tubuh kita sedang dibersihkan untuk menyongsong lembar baru dalam hidup ini. Renungkanlah hal-hal seperti ini. Jika kita berhasil memahami dan meyakini sabda Rasulullah SAW ini, rasakanlah perbandingan antara perasaan kita sebelum dan sesudah wudhu…

Ya… Bahwa kita kini baru saja memiliki kunci untuk bisa memulai perjumpaan dengan Allah Rabb semesta alam, dalam shalat.

Saudaraku,

Tahukah kita, bahwa ternyata pandangan Rasulullah SAW itu mendapat penjelasan yang lebih detail dalam ilmu kedokteran? Beberapa waktu lalu, melalui artikel di majalah Al Islah yang mengulas Seminar Kemukjizatan Ilmiyah Al Quran, di Kairo, disebutkan perkataan DR. Ahmad Shauqi, salah seorang anggota ikatan dokter Inggris sekaligus konsultan penyakit jiwa. Ia mengatakan bila sampai saat ini, para ilmuan membenarkan bahwa jatuhnya sinar terhadap air tatkala seseorang berwudhu, berpengaruh hingga membangkitkan ion yang hilang dan menyedikitkan ion yang bisa memberi efek lemah pada anggota tubuh. Lalu, tetsan-tetesan air yang memantulkan sinar itu, juga bisa menghilangkan tekanan darah dan rasa sakit persendian anggota tubuh, meringankan suasana kegundahan dalam jiwa.

Saudaraku,

Mari lanjutkan perenungan kita pada firman Allah SWT, dalam surat Al-Maidah ayat 6, yang artinya : “Wahai orang-orang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.”

Berwudhu mungkin aktivitas rutin yang sudah sangat biasa kita lakukan. Namun tanpa mengetahui sandaran dan nilai keutamaan dari Al Quran dan Hadits, mungkin wudhu yang kita lakukan menjadi tak begitu bernilai bagi jiwa. Tapi akansangat berbeda suasananya, bila kita mengetahui landasan nilainya dari Al Quran dan hadits, ditambah penemuan ilmiyah yang luar biasa tentangnya.

Optimisme yang ditumbuhkan melalui wudhu, akan terus tertanam hingga kita memasuki kehidupan ahirat. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh umatku kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan (muka dan kedua tangannya) kemilau bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, barang siapa dari kalian yang mampu memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya) “ (HR. Bukhari Muslim)

Suadaraku,

Biarkanlah air wudhu itu membasahi bagian-bagian tubuh kita. Biarkanlah tetes-tetes air wudhu itu jatuh ke atas bumi. Berdoalah semoga kita termasuk orang-orang yang diseru oleh Allah SWT karena kemikau wudhu. Pada hari kiamat kelak, umatku akan dipanggil al qurr al muhajjaluun karena (cahaya) bekas wudhu mereka. Siapa yang dapat meluaskan wilayah cahayanya, haruslah memperluaskannya.” (HR. Bukhari).

Tidak ada komentar: