Kamis, 25 Juni 2020

RINGKASAN BUKU ”ENGKAU, TANPA ISLAM, ADALAH NOL” KARYA DR. AIDH ABDULLAH AL QARNI

Dikutib dari Majalah Tarbawi (edisi 208 Th.11)

                Tahukah engkau, bahwa Rasulullah SAW pernah diletakkan kotoran unta di kepalanya. Pernah bercucuran darah kainnya. Pernah patah gigi gerahamnya. Pernah tersungkur kepalanya. Pernah dibunuh orang-orang yang dicintainya. Pernah mengganjal perutnya dengan batu karena lilitan lapar. Pernah diblokade dilembah Syi’ib. Telinganya pernah mendengar caci maki. Matanya melihat kekejian. Pernah diusir dari rumahnya. Pernah dituduh gila, dituduh tukang sihir dan tukang tenun.
                Tahukah engkau, bahwa Umar radhiallahu anhu meniggal di atas mihrab shalatnya. Tubuhnya tercabik. Tahukah engkau, Ustman radhiallahu anhu, darahnya mengalir membasahi mushaf yang ada di tangannya. Padahal Ustman radhiallahu anhu ketika itu berusia 80 tahun. Tahukah engkau, Ali radhiallahu anhu ditusuk tubuhnya oleh orang-orang Khawarij. Sampai-sampai darah mengalir dari kepalanya ke janggutnya. Tahukan engkau, Ibnu Taimiyah rahimahullah dijebloskan ke penjara. Dicambuk hingga menetes-netes darahnya. Diinjak-injak kehormatannya.
                Dan masih banyak lagi orang-orang selain mereka dengan contoh kehidupan seperti itu. Apakah engkau mengetahui itu? Apakah engkau menguasai jalannya cerita orang-orang itu dengan baik?
                Bagaimanakah bila ada pohon prinsip dan konsep berfikir, yang tidak dibarengi dengan sikap serta berfikir, yang tidak dibarengi dengan sikap serta tindakan? Bagaiman hati bisa merindukan sikap yang pengecut yang ada dalam perutnya? Bagaimana ummat akan mencintai orang yang hina, tak mempunya peran kontribusi sejarah kebangkitannya? Tidak juga dalam keberanian seperti pahlawan medan laga, dan juga tidak berani sekedar naik ke minibar?
                Lalu, siapa memerangi para Rasul Alaihimussalam? Dimana para tokoh mereka? Apa akibat dari sikap mereka?  Dimana orang-orang yang melakukan permusuhan dan tuduhan kepada Al Ma’shum Rasulullah SAW, dan para sahabatnya serta orang yang mengikuti jalannya? Mereka semua telah hilang, tak meninggalkan bekas apapaun dan semua upaya jahat mereka telah hancur.
                Adapun para pemegang teguh prinsip-prinsip yang mulia, prinsip-prinsip itu tetap hidup. Pesan dan dakwah mereka telah menyebar kemana-mana. Pasukan mereka memperoleh kemenangan dimana-mana. Karena mereka tetap teguh laksana gunung. Kokoh memegang al baq. Dan itu hanya memakan waktu yang pendek saja. Namun wajah-wajah mereka bersinar menerangi fajar kebebasan, kebahagiaan kemenangan, zaman keunggulan dan kebanggaan.
                Sejarah mereka terpateri di dalam hati. Tertulis dengan tinta yang penuh cahaya. Nama-nama mereka terukir diatas mimbar. Ajaran-ajaran mereka menjulang ke ufuk. Sementara musuh-musuh mereka dikecam disetiap musim dan terhina di setiap pembicaraan. “sungguh hanya milik Allah SWT dan Rasul-nya juga kaum Mukminin saja, kemuliaan itu. Akan tetapi kaum munafiqin tidak menegtahui.”
                Diantara prinsip kita paling dasar dan ajaran kita paling mulia adalah, kita harus bangga dengan agama ini. Kita harus merasa mulia karena Allah SWT telah menjadikan kita umat Muslim. Siapapun yang tidak merasa mulia dengan agama ini, dan tidak merasa bangga sebagai muslim, berarti dalam dirinya ada keraguan atau sedikit saja keyakinannya. Allah SWT berfirman dalam Al Quran kepada Rasul-Nya, “Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. As Zukhruf : 44) Artinya, Al Quran ini adalah kemuliaan bagimu, kehormatan bagi kaummu, bagi para pengikutmu di hari kiamat. Karenanya, wajib engkau dengan Al Quran, karena engkau adalah ummat Al Quran, dan ummat Islam.
                Allah SWT berfirman,”Janganlah kalian bersikap lemah dan jangan pula kalian bersedih hati, padahal kalianlah orang-orang yang paling tinggi (mulia), jika kalian orang-orang yang beiman.” (QS. Ali Imran : 139). Lebih tinggi sandarannya, lebih tinggi secara prinsip, lebih tinggi secara ajaran. Prinsip kita adalah prinsip yang murni. Al Quran kita ada lah Al Quran yang mulia. Sandaran kita adalah Rabb yang Maha Mulia. Bagaiman mungkin ada orang yang merasa hina bila Allah SWT sebagai Rabbnya dan Tuhannya? Bagaimana mungkin akan terhina orang yang Rasul dan Qudwahnya adalah Muhammad shallalluhu alaihi wa sallam. Bagaimana mungkin merasa hina orang yang beragama Islam?
                Karenanya, kita harus bangga. Kita harus merasakan kemuliaan, kehormatan dan ketinggian ketika Allah SWT menjadikan kita sebagai umat Islam. Allah SWT menolak orang-orang beranggapan bahwa kemuliaan dan kehormatan ada pada sejauh mana memperoleh harta benda dan memiliki dunia, “Dan mereka berkata:” Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seseorang pembesar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan Antara mereka peghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat. Agar sebagian mereka dapat menggunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az Zukhruf : 31-32)
                Kemuliaan, dalam hal apapun, tak tergantung pada gedung bertingkat ataupun istana megah. Tidak juga pada harta benda, tidak pada organisasi atau perkakas modern. Kemuliaan hanya bisa diperoleh jika engkau menjadi hamba dari Rabb pencipta bumi dan langit. Kemuliaan ketika engkau menjadi salah satu dari penolong agama Allah SWT. yang mengerjakan amal shalih. Yang menghindari yang haram. Yang mencintai orang-orang shalih.
                Engkau melihat orang yang bertakwa, lalu jika engkau sebagai Muslim, maka hatimu akan mencintai orang itu. Karena engkau akan melihat pada wajahnya ciri-ciri ketulusan, penerimaan dan keridhaan. Tapi ketika engkau melihat orang kafir, jika engkau seorang Muslim, maka jiwamu cenderung tidak menerimanya meskipun ia berpakaian indah. Karena pada wajahnya terdapat ciri-ciri kemarahan dan tampak tanda-tanda menolak Allah SWT. ”Wa izaaa raitabun tu’jibuka ajsaamuhum…………khusyubum musannadab.”
                Saudaraku, banggalah karena engkau menjadi Muslim. Jangan ada keraguan atas agungnya agama yang engkau peluk ini. Jangan ada keraguan atas pengaruh kebaikan yang engkau alami karena agama ini. Gigitlah agama ini dengan gerahammu. Pegang teguhlah agama ini. Bernaunglah dibawah panji-panjinya. Agar engkau bisa maju dan meninggi. Agar engkau diiringi oleh kemuliaan dan ketinggian. Selama engkau hidup didunia ini, tetaplah sambung talimu dengan Rabbmu. Banggalah bahwa engkau adalah seorang Muslim. Engkau, tanpa Islam, adalah nol.

Tidak ada komentar: