“TAKKAN
DIBIARKAN SENDIRI” KARYA M. LILI NUR AULIA
Dikutib dari Majalah Tarbawi (edisi 229
Th.11)
Abduldaem
Al Kaheel, ulama ahli ilmu mukjizat Al Quran dan sunnah, bercerita, “Dua puluh
tahun lalu, saya mulai melakukan pendalaman Al Quran. Sedikit demi sedikit,
saya menguak jawaban berbagai tanda Tanya yang belum pernah saya peroleh
sebelum itu. Salah satu hal paling penting, dari jawaban itu adalah, bahwa
diantara kemukjizatan Al Quran kemampuan mencetus iiqaazh quwwat at taghyiir bi daakhil, pembangkitan kekuatan untuk
berubah dari dalam diri. Kekuatan itu, ada dalam diri manusia, tapi ia
bersembunyi dan dalam kondisi tertidur. Hingga datang ayat-ayat Al Quran yang
membangunkannya, lalu mendorong langkah untuk memfungsikannya. Kekuatan untuk
berubah itu, adalah kekuatan raksasa yang ada dalam diri setiap orang. Saya istilahkan
dengan “quwwatu at taghyiir” atau
kekuatan perubahan. Kekukatan inilah yang bisa menjadikan seseorang memiliki
harta, berfikir inovatif, menjadi pemimpin, seiman, para ilmuan dan sebagainya…”
Saudaraku,
Kita
semua, pasti ingin berubah. Berubah menjadi yang lebih baik. Berubah menjadi
yang lebih sempurna. Berubah meninggalkan keburukkan. Berubah menjauhi segala
yang telah atau pernah menyulitkan.
Kita
semua, pernah memiliki keinginan untuk berada di rangking pertama, dalam urusan
tertentu. Kita semua, pernah memimpikan sesuatu yang ideal, untuk kita capai
dalam hidup. Kita semua, pernah menginginkan kehidupan ini tidak berjalan
stagnan, tapi berkembang kepada sesuatu yang lebih baik.
Tapi,
Pernahkah
kita berfikir serius untuk melakukan persiapan untuk mencapai perubahan yang
pernah kita inginkan itu? Pernahkah kita berusaha serius untuk menduduki posisi
nomor satu dalam urusan tertentu yang kita inginkan itu? Pernahkah, kita
melakukan langkah demi langkah yang teratur dan terus menerung hingga kita
mencapai keinginan itu?
Hampir
sama, pertanyaan kita umumnya adalah, mengapa tahun demi tahun berlalu, dan
kondisi kita tidak berubah seperti yang kita inginkan? Hampir semua peneliti
mengangkat masalah ini. Dan kesmpulannya antara lain, kita memang memiliki
kekuatan keinginan untuk berubah, namun kita tidak begitu mengetahui cara untuk
berubah. Jadi, permasalah yang terjadi bukan pada masalah kemampuan kita untuk
berubah, tapi pada ide dan menerapkan ide itu menjadi kenyataan.
Seperti
contoh analisa menarik dari Antony Robin dalam bukunya, Awaken the Giant
Within, “Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kurang dari 100% orang yang
membeli sebuah buku, kemudian membaca buku itu secara teratur dari bab pertama.
Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti bagaimana mengambil
manfaat dari buku yang mereka beli dengan harga mahal itu bisa merubah hidup
mereka…” Maksudnya, hanya sedikit orang yang mau secara bertahap melakukan
langkah-langkah untuk berubah.
Saudaraku,
Coba
perhatikan bagaimana bunyi firman Allah SWT dalam surat Asy Syams ayat 7 sampai 10, yang artinya. “dan jiwa serta
penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan
jiwa itu. Dan sesunggunya merugilah orang yang mengotorinya.”
Islam
banyak menguraikan masalah jiwa. Pengendalian jiwa adalah perkara penting. Dan karenanya,
hal itu termasuk paling pertama dijadikan objek dalam Islam. Sebut saja salah
satu upaya pengendaian jiwa misalnya puasa. Dengan puasa, kita dilatih dengan
mengekang dan mengendalikan nafsu terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak
dilarang dilakukan saat luar puasa. Contoh lainnya adalah shalat. Shalat subuh
lebih khususnya. Tak ada pemeluk agama manapun yang menganjurkan ibadah dipagi
hari waktu fajar, kecuali umat Islam. Bangun waktu shalat subuh memerlukan
kekukatan. Sedangkan syaitan berusaha melemahkan orang yang ingin melakukan
shalat subuh berjamaah di awal waktu. Itu sebabnya salah satu sabda Rasulullah
SAW menyebutkan bahwa syaitan mengikat tiga buhul tali pada orang yang tidur.
“Syaitan
mengikat tengkuk leher setiap orang dari kalian jika ia tidur dengan tiga
ikatan. Syaitan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang
bersangkutan), ‘Engkau masih punya malam panjang. Karena itu tidurlah’ Jika ia
bangun lalu dzikir kepada Allah, maka satu ikatan terlepas. Jika ia berwudhu,
maka satu ikatan terlepas. Jika orang itu shalat maka ikatan terakhir lepas. Lalu
pada pagi harinya, ia berada dalam kondisi segar dan berjiwa baik. Jika ia
tidak melakukan itu semua (tidak berdzikir, wudhu dan shalat), maka pada pahi
hari ,ia berjiwa buruk dan malas.”
Ternyata
setiap kita tidur, syaitan berusaha menjaga agar kita terpedaya dan malas
bangun malam. Syaitan berusaha menahan kita dari bangun tidur dengan segala
cara yang sesuai dengan kondisi fikiran kita kala itu. Jika shalat subuh yang
menjadi fikiran kita, maka syaitan akan meniupkan bisikan bahwa masih ada waktu
panjang untuk melakukan shalat subuh. Dan untuk melawan itu semua, perlu
kekuatan.
Saudaraku,
Maka,
ujar Abduldeam, kekuatan dalam diri, sebenarnya sekarang telah menunggu untuk
dibangkitkan. Sedang menunggu untuk difungsikan. “Jika engkau sadar dengan
kekuatan perubahan itu dan yakin bisa membangkitkannya, berarti engkau sudah
menempuh separuh perjalanan untuk bisa melakukan perubahan. Engkau bisa
memperoleh keyakinan seperti ini, karena engkau tahu Allah telah
memerintahkanmu untuk berubah, keluargamu juga menginginkanmu berubah dan
kehidupan juga mendorong untuk berubah.”
Lalu
apalagi? Bersungguh-sungguh dalam meniti jalan itu. Itu jawabannya. Seperti diungkapkan
Sayyid Quthb rahimahullah saat
mengomentari firman Allah SWT surat AlAnkabut
ayat 69, “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami. Dan sesunggunya
Allah bersama orang-orang yang melakukan kebaikan.” Sayyid Quthb mengatakan, “Orang-orang
yang berjihad dan bersungguh-sungguh di jalan Allah, pasti akan sampai kepada
Allah sebagai tujuannya dan pasti akan terhubungkan dengan Allah. Orang-orang
yang menanggung beban dalam jalan ini tidak mengeluh dan tidak putus asa,
adalah orang-orang yang mampu bersabar atas rongrongan jiwa dan ujian yang
ditimpakan manusia. Mereka takkan dibiarkan sendirian oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar